Kamis, 22 November 2012

hujan mengendap-endap

saya mau curhat. saya butuh teman curhat.

barusan, hujan mencurangi tindak tanduk yang saya lakukan. padahal semua yang saya lakukan itu untuk dia. pulang kerumah pakai jaket hitam hoodie, pakai maskara non waterproof -agar ada jejak ketika hujan mencuri cium-, dan keluar kosan tepat ketika angin dari awan yang ia tunggangi lewat.

tapi dia ngga datang. dia cuma ngikutin diam-diam dari belakang; tanpa mencoba menghampiri atau menyapa atau bermain bersama. entah, dia tidak punya alasan untuk marah. seharusnya saya yang marah. ketika saya menelan rindu bulat-bulat, dia justru sok jual mahal. menyebalkan.

seharusnya saya yang marah, tetapi saya tidak pernah bisa marah; hujan terlalu memikat untuk dimarahi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar