Yesterday was my birthday. Yeap. Dan tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, kali ini saya tidak membuat resolusi. Saya menyerah. Kalah.
Atau lebih tepat jika disebut pasrah, dengan tingkat penyerahan level tidak terhingga. Terutama mengenai mimpi.
Saya ingat jelas, ketika ulangtahun yang ke-5. Dirayakan di te-ka, guru saya bertanya setelah meniup lilin ultah,"nanti besar, mau jadi apa?" Spontan saya menjawab, "dokter.". Pemikiran standar anak umur kisaran. Lulus SD, saya berkata sama orangtua saya kalau saya ingin menjadi pianis. Ketika SMA, saya berharap menjadi seorang psikolog dengan sambilan menjadi seorang penulis. Bahkan ketika kuliah, saya masih sempat bermimpi menjadi seorang presenter.
Sekarang?
Saya jadi kuli bagi kehidupan. Merintis kehidupan yang diinginkan orangtua, yang dituntut keluarga ditambah situasi saya sebagai anak pertama. Menyadari bahwa mimpi-mimpi itu indah tetapi tidak cukup menghasilkan uang; hal yang dianggap menaikkan martabat diri ditengah kota metropolitan. Mengibarkan bendera putih sepenuhnya. Mimpi saya hilang, lenyap.
Make a wish? Di usia yang mencetak angka favorit saya, saya hilang arah; ditelan tekanan hidup.
Selamat ulang tahun Semoga suatu hari nanti, kamu bisa kembali bermimpi, diriku sendiri.
But still, sweet things happened when you are having birth-day. Yang agak ngeselin comes from seli; my cutiest sister. But still, that's sweet. Just check her blog :
here
gift from bang remon and kakandong che. My only dream that I have : punya rumah pake connecting door sebelahan sama kakandong.