kemarin kata cinta terlepas dari matamu
pelan-pelan, mengapa ia merayap maju ke hatiku?
ketika harap telah menjadi serbuk kayu
yang tak mampu lagi dirajut
ia justru berbunga lebat bersama asa
tanpa menyadari nyata tak lagi mau bermain mata
entah bagaimana ia tergantung di langit-langit pohon
menjadi angan yang sedemikian
terlampau jauh untuk diraih
atau kupatahkan saja hentakannya?
biar rasa yang menjelma menjadi mimpi pudar
pelan-pelan
biar tak berdarah sayatannya
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus