di dinding-dinding penyesalan yang retak ditelan waktu
merembes masuk perlahan diantara petak patahan kayu
merasuki
mungkin karena euforia kehancuran?
masih begitu terasa nyerinya
dihempas kenyataan, meski dibuat sendiri
menguasai
begitu menyakitkan bahkan hanya menghela nafas
mempertaruhkan masa depan
seperti lingkaran yang berulang, dengan pinggiran yang digigit pelan
mengubah bentuknya meski masih terus berputar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar