Minggu, 05 Juli 2020

Dear diary edisi... sudah tua.

Evaluasi mental dan perasaan hari ke... [insert months here lol I dont count anymore]
It is funny when I realize that I am still laying my hope to others. Masih berharap ke mama untuk tidak menumpu semua mimpi super tingginya ke gue. Masih berharap ke Adit untuk mengulang perbucinan yang pernah kita sama-sama rasakan (atau gue doang yang ngerasain? I have no idea, gue cuma tau dia bahagia pas bareng sama gue - I am no longer want to ask him about feelingy stuffs anymore and I hope this will stay forever biar gue ngga gila lama-lama).

Deep inside, I know I am actually falling for the bucin moments, but no longer attached with the person. Ternyata gue bisa bucin, and I am glad for it. It means I am not an empty shell, gue masih bisa merasakan toh. But on the other side, gue berharap gue ngga usah merasakan keinginan untuk clingy anymore. It is tiring, somehow gue sadar mungkin orang yang gue cling-in-to sebenernya ngga nyaman sama keberadaan gue, but for sake of my sanity (wow, baik sekali orang-orang disekeliling gue), they tried to stay lol.

As a scorpio, gue sadar penuh kalau gue bisa super obsessed with something or someone HAHAHA. Mungkin karena itu juga gue cenderung lebih perasa ketika menyentuh titik meninggalkan dan ditinggalkan. Mungkin kudu diperbaiki juga mentality gue yang satu ini, biar kedepannya ngga perlu menye-menye gak jelas ketika tertinggal. I will obsessed to myself only, I was born alone and will die alone too so what; biarkan perasaan lain memang jadi bonus di hidup aja, jangan jadi hal yang dikejar banget nanti malah sedih sendiri ehe. Padahal gue udah berusaha menghapal 3 main rules:
1. FEELING IS JUST A FEELING;
2. EVERY START WILL MEET AN END;
3. JANGAN BERHARAP SAMA MANUSIA LAINNYA.
But it is so hard to control my ownself, tho. Padahal ini diri gue sendiri, gue yang punya (pls dont mention God, cant relate-) Weird.

God is also confusing. Sepertinya akan lebih mudah klo manusia diciptakan memang tidak untuk berharap sama manusia lainnya. Jadi gak perlu ngemis perhatian atau affection dari orang lain, cukup ke Dia aja. Tapi kenapa yang gue rasain justru ngga begitu? Kenapa jatuhnya lebih terasa real perhatian yang didapat dari orang lainnya, daripada cinta yang dari Dia? (this is just an unpopular opinion kok. Feelingnya sih lagi begitu)

Sekali ini, evaluasi mental dilakukan di rumah lama; sudah berdebu sekali disini, lama tidak numpang nulis disini...