Kamis, 30 September 2010

#5 - nyawakata


kata itu, bahan dasar dari sebuah nyawa
berikrar menjadi seperti tuhan
menumpahkan setetes demi tetes nadi antara kata dengan kata
meniupkan nafas yang terurai dibalik rangkaian dari cerita

ketika kata, terasa seperti manusia yang tak memiliki apa-apa

kecuali tuhannya

yang menjalin dengan kata-kata lainnya

tetapi tanpa perlu perlahan ia merangsek, menuju depan

terkadang menjadi pemeran utama, diatara rentet drama

sesekali hanya figuran disela fasihnya kata berirama

bahkan mampu menghilangkan makna asli dari dirinya

tergantung tuhannya
menyesapkan senyum, selama kata terlalu banyak gula

menghapuskan tawa, sewaktu kata mengandung segudang lara

memupuk jalur diatas dahi, manakala kata begitu memenuhi arti
menghabiskan rasa, diatas penasaran yang menggugah asa

terlalu menyamak nyata dikala hela merambah

terserah tuhannya

dan sekali ini lagi, aku menjelma
menjadi tuhan atas kata
yang kucipta

menjadi sebuah asa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar