Rabu, 20 Oktober 2010

#18 - pahit

bersama debu pasir, aku mengeluh
atas ketidakadilan bernama kehidupan yang masih kujalani
teriris satu-satu, menanti setiap kepalan asa yang memudar
seiring waktu
diatas lantai putih, aku meraung
meratapi kematian hasrat yang terus dipasung oleh nyata
terangkai petak-petak, membentuk khayalan tak menentu
setiap menutup mata
menyesap iringan pahit, aku menjelma
menjadi segenggam mimpi setengah sadar dengan jutaan bayang
dibakar bentukan langkah sendiri hanya untuk sebentuk arang
seakan tanpa sisa nyawa
bersembunyi dibalik lemari tua bersama debu dan lantai putih, aku menyesap iringan pahit
yang menyiksa bahkan nyaris membunuh jiwa
hingga satu langkah mundur yang hanya tersisa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar